nusakini.com-- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus mampu menjadi solusi bagi setiap permasalahan ekonomi yang dihadapi negara. 

“APBN tidak seharusnya menjadi sumber masalah, dia adalah instrumen yang harus menjad solusi,” jelasnya di sela seminar nasional Tantangan Pengelolaan APBN dari Masa ke Masa yang diselenggarakan di Aula Djuanda Kementerian Keuangan, Jakarta pada Rabu (30/11). 

• Menkeu Sampaikan Pokok-Pokok Keterangan Pemerintah mengenai RUU P2APBN Tahun 2021
• Kinerja Belanja Negara Baik, namun Masih Perlu Akselerasi
• LKPP Tahun 2021 Raih Opini WTP, Kemenkeu: Wujud Pelaksanaan APBN yang Baik
• Pemerintah Optimis Inovasi dan Terobosan Kebijakan Berdampak Positif pada Peningkatan Pendapatan Negara 2023
• Menkeu Sampaikan Realisasi Anggaran PC PEN Hingga 13 Mei 2022 Mencapai Rp80,79 Triliun

Lebih lanjut Menkeu menambahkan, APBN juga harus dapat berfungsi sebagai penyeimbang perekonomian. Saat perekonomian sedang tumbuh tinggi, APBN diharapkan dapat menjadi peredam. Sebaliknya, saat ekonomi mengalami kelesuan, APBN harus mampu menstimulasi perekonomian. 

“Waktu ekonominya boom, kita menjadi counter cyclical untuk mengademkan ekonomi, waktu ekonomi lemah maka kita bisa menjadi counter untuk men-stimulate. Waktu masyarakat memiliki anxiety atau kekhawatiran, kegelisahan, APBN itu menjadi salah satu (penenang),” terangnya. 

Karena perannya yang strategis tersebut, APBN harus dikawal dan dijaga bersama, untuk memastikan penggunaannya benar-benar dalam rangka mencapai tujuan bernegara. “Memang itu adalah suatu instrumen yang luar biasa, makanya dia adalah suatu instrumen yang harus dijaga bersama,” jelasnya. 

Sebagai informasi, seminar ini menghadirkan tiga menteri keuangan dari berbagai era sebagai narasumber. Ketiganya yaitu Boediono, Sri Mulyani Indrawati dan M. Chatib Basri. Dalam seminar ini, ketiganya membagikan pengalaman dalam mengelola APBN pada masa jabatannya.(p/ab)